Gambar Sampul Antropologi · Bab 4 Unsur-Unsur Budaya
Antropologi · Bab 4 Unsur-Unsur Budaya
Siany

22/08/2021 09:07:04

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Unsur-Unsur Budaya

53

Bab

4

UNSUR-UNSUR BUDAYA

Sumber:

Indonesia Welcome You

K

ebudayaan dalam suatu masyarakat terdiri atas tujuh unsur

yang saling berkaitan. Dalam mengamati suatu kebudayaan

seorang ahli antropologi membagi seluruh kebudayaan ke dalam

unsur-unsur besar yang disebut unsur kultural universal, yaitu sistem

peralatan hidup, mata pencaharian, religi, pengetahuan, organisasi

sosial, kesenian, dan bahasa.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan unsur-unsur budaya.

2. Siswa mampu mendeskripsikan wujud kebudayaan.

3. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur kebudayaan.

4. Siswa mampu mengidentifikasi prinsip holistik dalam memahami unsur-unsur kultural uni-

versal.

Khazanah Antropologi SMA 1

54

Peta Konsep

Kata kunci

• kebudayaan

• sistem kekerabatan

• kultural universal

• sistem teknologi

• wujud kebudayaan

• sistem ekonomi

• holistik

• sistem religi

• sistem bahasa

• sistem kesenian

• sistem pengetahuan

Unsur-unsur

budaya

Wujud

kebudayaan

Unsur-unsur

kebudayaan

Prinsip

holistik

Berbagai pengertian kebudayaan

Teori pembentukan kebudayaan

Pengertian wujud kebudayaan

Pengertian tentang unsur-unsur

kebudayaan

Sistem bahasa

Sistem pengetahuan

Sistem kekerabatan

Sistem peralatan hidup

Sistem ekonomi

Sistem religi

Sistem kesenian

Pengertian holistik

Contoh penerapan prinsip holistik

Unsur-Unsur Budaya

55

politik tersebut mencerminkan kaitan antara kebudayaan masyarakat

dengan proses integrasi nasional.

Terdapat beberapa unsur yang terkandung dalam kebudayaan dan

saling berkaitan satu sama lain. Kampanye dalam Pemilu merupakan salah

satu contoh sebuah unsur kebudayaan yang disebut sistem organisasi sosial.

Sumber:

Dokumen Penerbit

Gambar 4.1 Kampanye partai politik

A. Wujud Kebudayaan

Kebudayaan tidak bisa diartikan secara sederhana sehingga terdapat

berbagai definisi mengenai kebudayaan yang berasal dari gagasan para

sarjana luar negeri. Definisi kebudayaan yang dikumpulkan oleh A.L.

Kroeber dan C. Kluckhohn berjumlah sekitar 160 buah yang ditulis dalam

buku

Culture: A Critical Review of Concept and Definitions

.

Koentjaraningrat, seorang tokoh antropologi di Indonesia mendefinisikan

kebudayaan sebagai ”keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan

milik diri manusia dengan belajar.” Dalam definisi ini kebudayaan

bermakna sangat luas dan beragam karena mencakup proses berlajar

dalam sejarah hidup manusia yang diwariskan antargenerasi.

Kebudayaan memiliki pengertian sebagai segala tingkah laku

manusia dalam kehidupannya yang diperoleh melalui proses belajar.

Namun, seringkali kebudayaan hanya bermakna atau berkaitan dengan

bidang seni. Sebaliknya, segala hal yang berkaitan dengan perilaku

manusia dalam kehidupannya bisa dikategorikan sebagai kebudayaan.

Misalnya, cara makan, sopan santun, upacara perkawinan hingga cara

memilih pimpinan pun merupakan bentuk kebudayaan manusia. Definisi

kebudayaan dalam antropologi adalah segala tingkah laku manusia yang

layak dipandang dari sudut kebudayaan sehingga bisa dikategorikan

sebagai kebudayaan.

Kampanye yang dilakukan oleh suatu

partai politik pada gambar di samping adalah

bagian dari proses Pemilu yang berlangsung

di Indonesia. Pada saat kampanye, para

pendukung suatu partai beriringan menaiki

kendaraan bermotor menuju tempat kampa-

nye sambil meneriakkan yel-yel partai dan

mengibarkan bendera lambang partai di

sepanjang perjalanan. Selain itu, para

pemimpin partai menggelar kampanye

dengan mengadakan diskusi atau melakukan

bantuan sosial kemanusiaan berupa peng-

obatan massal. Kedua contoh kegiatan partai

Khazanah Antropologi SMA 1

56

Sumber:

Indonesian Heritage 9

Gambar 4.2 Adat perkawinan masyarakat Flores

Pada abad ke-19, para ilmuwan berpen-

dapat bahwa manusia dibagi berdasarkan

ras dan etnik yang berbeda-beda. Keyakinan

ini melahirkan gejala rasialisme yang

menjadi landasan sikap diskriminasi

terhadap kelompok minoritas. Misalnya,

penerapan sistem apartheid di Afrika

Selatan.

awasan Kebhinekaan

Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga wujud, yakni

ideas

(sistem ide),

activities

(sistem aktivitas), dan

artifacts

(sistem

artefak).

1.

Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide

Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak,

tidak bisa diraba atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu

penganut kebudayaan tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem

ide hanya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang mewujud

dalam bentuk norma, adat istiadat, agama, dan hukum atau undang-

undang.

Contoh wujud kebudayaan sebagai sistem ide yang berfungsi

untuk mengatur dan menjadi acuan perilaku kehidupan manusia

adalah norma sosial. Norma sosial dibakukan secara tidak tertulis

dan diakui bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut.

Misalnya, aturan atau norma sopan santun dalam berbicara kepada

orang yang lebih tua dan aturan bertamu di rumah orang lain. Bentuk

kebudayaan sebagai sistem ide secara konkret terdapat dalam

undang-undang atau suatu peraturan tertulis.

2.

Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas

Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas merupakan sebuah

aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu

masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling

berinteraksi dan berhubungan secara kontinu dengan sesamanya.

Wujud kebudayaan ini bersifat konkret, bisa difoto, dan bisa dilihat.

Misalnya, upacara perkawinan masyarakat

Flores, atau proses pemilihan umum di

Indonesia. Kampanye partai adalah salah satu

contoh bentuk atau wujud kebudayaan yang

berupa aktivitas individu. Dalam kegiatan

tersebut terkandung perilaku berpola dari

individu, yang dibentuk atau dipengaruhi

kebudayaannya. Selain itu, upacara perka-

winan atau upacara lainnya yang melibatkan

suatu aktivitas kontinu dari individu anggota

masyarakat yang berpola dan bisa diamati

Unsur-Unsur Budaya

57

suatu masyarakat. Seperti upacara perkawinan dalam masyarakat

Jawa yang begitu rumit memperlihatkan pola yang teratur dan tetap

dengan mempergunakan berbagai benda yang dibutuhkan dalam

aktivitas tersebut.

secara langsung juga merupakan salah satu contoh wujud

kebudayaan yang berbentuk aktivitas.

3.

Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak

Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak adalah wujud

kebudayaan yang paling konkret, bisa dilihat, dan diraba secara

langsung oleh pancaindra. Wujud kebudayaan ini adalah berupa

kebudayaan fisik yang merupakan hasil-hasil kebudayaan manusia

berupa tataran sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas manusia

yang berpola. Misalnya, kain ulos dari Batak atau wayang golek

dari Jawa. Di dalam upacara adat perkawinan Jawa, berbagai mahar

berupa barang yang harus diberikan oleh pihak mempelai laki-laki

kepada pihak mempelai perempuan. Benda-benda itu merupakan

perwujudan dari ide dan aktivitas individu sebagai hasil dari

kebudayaan masyarakat. Dalam upacara selamatan, terdapat

berbagai sesaji atau peralatan yang dibutuhkan atau digunakan dalam

aktivitas tersebut. Di dalam suatu kampanye partai politik dibuat

berbagai macam lambang partai berupa bendera yang menyimbolkan

keberadaan atau kebesaran partai tersebut.

Sumber:

Dokumen Penerbit

Gambar 4.3 Pernikahan adat Jawa

ktivita:

Kecakapan Sosial

Prosesi upacara pernikahan memiliki

berbagai aturan yang harus ditaati.

Amatilah acara pernikahan yang Anda

ikuti dan tuliskan urutan acara dan wujud

kebudayaan apa yang terdapat dalam

urutan acara tersebut. Selanjutnya,

buatlah laporan singkat untuk dinilai guru.

Dalam kehidupan manusia ketiga wujud

kebudayaan tersebut saling berkaitan dan

melengkapi satu sama lainnya. Misalnya, di

dalam upacara perkawinan konsep mengenai

upacara tersebut, siapa yang terlibat, apa yang

diperlukan, dan bagaimana jalannya upacara

tersebut merupakan wujud kebudayaan

dalam tataran yang paling abstrak, yakni

sistem ide. Namun, upacara perkawinan

merupakan sebuah aktivitas yang berpola dari

Khazanah Antropologi SMA 1

58

B. Unsur-Unsur Kebudayaan

Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan

sangat penting untuk memahami beberapa unsur kebudayaan manusia.

Kluckhon dalam bukunya yang berjudul

Universal Categories of Cul-

ture

membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia

dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan

hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan.

Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan

universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjara-

ningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan

bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua

bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur

kebudayaan tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, sistem

organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi

dan mata pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian.

Dalam memahami sebuah kebudayaan

maka setiap unsur kebudayaan tersebut harus

dibagi menjadi tiga kategori wujud kebu-

dayaan, yaitu sistem ide, aktivitas, dan

artefak. Misalnya, sistem ide di dalam sistem

religi atau keyakinan hidup adalah konsep

mengenai Tuhan, dewa, roh halus, neraka,

dan surga. Wujud kebudayaan berupa

aktivitas keagamaan adalah salat di masjid,

misa di gereja, dan perayaan galungan di

candi. Wujud material atau fisik unsur religi

terdiri atas alat-alat suci bagi kegiatan

keagamaan, seperti tasbih, rosario, kitab suci,

dan pakaian ibadah.

Kultural universal merupakan acuan bagi

Sumber:

www.sekolah.emu.edu.my

Gambar 4.4 Aktivitas keagamaan sebagai salah

satu unsur kebudayaan

para antropolog dalam menyusun laporan etnografi setelah kembali atau

sebelum melakukan penelitian ke lapangan. Ketika seorang antropolog

hendak melakukan penelitian lapangan maka ia akan mulai men-

deskripsikan masyarakat yang diteliti melalui konsep kultural universal

tersebut. Oleh karena itu, deskripsi yang dihasilkan merupakan gambaran

lengkap mengenai kehidupan suatu masyarakat tertentu di dalam sistem

bahasa, agama, organisasi sosial, sistem pengetahuan teknologi, ekonomi,

dan keseniannya. Selanjutnya, perhatian para antropolog hanya berpusat

pada salah satu unsur budaya masyarakat yang diteliti disertai dengan

analisis yang komprehensif. Berikut ini akan diuraikan setiap unsur kultural

universal.

1.

Sistem Bahasa

Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi

kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan

Unsur-Unsur Budaya

59

sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut

dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan

manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan

pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara

simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat

bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi

yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.

ntropologia

Bahasa

adalah komunikasi. Jadi, bahasa merupa-

kan unsur universal kebudayaan yang

dikembangkan oleh manusia karena

kebutuhan komunikasi dengan orang lain,

baik dalam kelompok maupun di luar

kelompoknya.

Salah satu kelebihan manusia adalah

kemampuannya untuk berkomunikasi

dengan orang lain dengan menggunakan

bahasa. Perkembangan bahasa, baik lisan,

tulisan, maupun gerakan (isyarat) berbeda-

beda antara kebudayaan yang satu dengan

kebudayaan yang lain. Esensi bahasa

Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem per-

lambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk ber-

komunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa

yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasi-

variasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa

tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam

klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun,

keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan

batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah

perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat

intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi

perkembangan bahasa sering terjadi.

Selain mempelajari mengenai asal usul suatu bahasa tertentu

ditinjau dari kerangka bahasa dunia, dalam antropologi linguistik juga

dipelajari masalah dialek atau logat bahasa yang digunakan dalam

berkomunikasi antara berbagai masyarakat yang tinggal di satu

rumpun atau satu daerah seperti Jawa. Dalam bahasa Jawa terdapat

bahasa Jawa halus seperti bahasa Jawa dialek Solo dan Yogyakarta,

sedangkan dialek bahasa Jawa yang dianggap kasar seperti dialek

bahasa Jawa Timur. Perbedaan bahasa menurut lapisan sosial dalam

masyarakat disebut tingkat sosial bahasa atau

social levels of speech

.

Dalam analisis antropologi kontemporer bahasa sering

dikaitkan dengan konsep dan teori semiotika atau sintaksis yang

tidak dibahas secara mendetail dalam antropologi, tetapi dibahas

secara mendalam dalam studi ilmu linguistik yang disebut sebagai

sosiolinguistik.

Khazanah Antropologi SMA 1

60

2.

Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan

sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan

bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem

pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan

manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehi-

dupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi adalah

bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan

hidupnya. Misalnya, masyarakat biasanya memiliki pengetahuan

akan astronomi tradisional, yakni perhitungan hari berdasarkan atas

bulan atau benda-benda langit yang dianggap memberikan tanda-

tanda bagi kehidupan manusia.

Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki

sistem kalender pertanian tradisional yang disebut sistem

pranatamangsa

yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek

moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut

Marsono

pranatamangsa

dalam masyarakat Jawa sudah digunakan

sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem

pranatamangsa

digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan

dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui

kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen

hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan

pada siklus peristiwa alam.

Sumber:

Indonesian Heritage 2

Gambar 4.5 Masyarakat nelayan

Masyarakat daerah pesisir pantai yang

bekerja sebagai nelayan menggantungkan

hidupnya dari laut sehingga mereka harus

mengetahui kondisi laut untuk menentukan

saat yang baik untuk menangkap ikan di laut.

Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut

diperoleh melalui tanda-tanda atau letak

gugusan bintang di langit. Pengetahuan

dalam penelitian etnografi merupakan

aktivitas atau kemampuan suatu masyarakat

yang dianggap menonjol oleh seorang

etnografer atau masyarakat kebudayaan lain.

Misalnya, pengetahuan orang Irian yang

tinggal di rawa-rawa untuk berburu buaya

di malam hari dengan menggunakan per-

alatan yang sangat sederhana.

Menurut Koentjaraningrat, sistem pengetahuan pada awalnya

belum menjadi pokok perhatian dalam penelitian para antropolog

karena mereka berasumsi bahwa masyarakat atau kebudayaan di

luar bangsa Eropa tidak mungkin memiliki sistem pengetahuan yang

lebih maju. Namun, asumsi tersebut itu mulai bergeser secara lambat

Unsur-Unsur Budaya

61

laun karena kesadaran bahwa tidak ada suatu masyarakat pun yang

bisa hidup apabila tidak memiliki pengetahuan tentang alam

sekelilingnya dan sifat-sifat dari peralatan hidup yang digunakannya.

Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila

mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa

berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak

dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri-

ciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat

tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan

pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan

manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap

suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain

a.

alam sekitarnya;

b.

tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;

c.

binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;

d

zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;

e.

tubuh manusia;

f.

sifat-sifat dan tingkah laku manusia;

g.

ruang dan waktu.

Sumber:

Indonesian Heritage 9

Gambar 4.6 Pengobatan penyakit pada

masyarakat di Kepulauan Siberut

Pengetahuan tentang alam sekitar, beru-

pa

pranatamangsa

, musim, sifat-sifat gejala

alam, dan perbintangan digunakan untuk

berburu, berladang, bertani, dan melaut.

Pengetahuan tentang tumbuhan dan hewan

digunakan untuk melengkapi aktivitas mata

pencaharian manusia. Pengetahuan tentang

sifat-sifat zat yang ada di lingkungan sekitar

manusia berfungsi untuk membuat peralatan

dan teknologi bagi kebutuhan hidupnya.

Pengetahuan tentang tubuh manusia diguna-

kan untuk kebutuhan pengobatan yang dila-

kukan dukun yang mempunyai kemampuan

untuk menyembuhkan penyakit seseorang.

ntropologia

Sistem Pengetahuan

Pengetahuan berkaitan dengan kodrat rasa

ingin tahu yang ada pada manusia. Rasa

ingin tahu manusia mendorong tumbuhnya

pengetahuan. Pengetahuan adalah segala

sesuatu yang diketahui melalui indra yang

dimiliki oleh manusia. Pengetahuan dapat

diperoleh melalui pengamatan, logika

berpikir, intuisi, dan juga wahyu Tuhan.

Perkembangan pengetahuan yang telah

logis, sistematis, dan metodik melahirkan

ilmu pengetahuan.

Khazanah Antropologi SMA 1

62

3.

Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial

merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia

membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut

Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur

oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam

kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari

hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah

kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.

Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-

tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial

dalam kehidupannya.

Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan

dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau

dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

Perkawinan diartikan sebagai penyatuan dua orang yang berbeda

jenis kelamin untuk membagi sebagian besar hidup mereka bersama-

sama. Namun, definisi perkawinan tersebut bisa diperluas karena

aktivitas tersebut mengandung berbagai unsur yang melibatkan

kerabat luasnya.

a.

Jenis Perkawinan

Dilihat dari jenis perkawinan, Marvin Harris menge-

lompokkan perkawinan menjadi beberapa macam, antara lain

sebagai berikut.

1)

Monogami, yakni menikah dengan satu orang saja.

2)

Poligami, yakni menikah dengan beberapa orang.

3)

Poliandri, yakni seorang perempuan menikahi beberapa

orang laki-laki.

4)

Poligini, yakni satu orang laki-laki menikahi beberapa

orang perempuan.

5)

Perkawinan kelompok (

group marriage

), yakni jenis per-

kawinan yang memperbolehkan laki-laki dengan beberapa

wanita dapat melakukan hubungan seks satu sama lain.

6)

Levirat, yakni perkawinan antara seorang janda dengan

saudara laki-laki suaminya yang sudah meninggal.

7)

Sororat, yakni perkawinan antara seorang duda dengan

saudara perempuan istri yang sudah meninggal.

ntropologia

Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Sistem organisasi sosial termasuk sistem

organisasi kenegaraan dan sistem peme-

rintahannya. Manusia adalah makhluk

sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang

lain. Interaksi antarmanusia menghasilkan

cara-cara pengorganisasian sosial yang

Unsur-Unsur Budaya

63

b.

Prinsip Jodoh Ideal

Dalam sistem perkawinan masyarakat terdapat dua jenis

pemilihan calon pasangan yang dianggap sesuai menurut adat

masyarakat setempat, antara lain sebagai berikut.

1)

Prinsip Endogami

Prinsip endogami adalah memilih calon pasangan dari

dalam kerabatnya sendiri. Hal ini bisa dilihat dalam

masarakat Jawa kuno yang memilih sepupu jauh sebagai

jodoh ideal. Dalam masyarakat yang menganut sistem kasta

seperti masyarakat Bali prinsip ini dipegang teguh untuk

menjaga kemurnian darah kebangsawanan.

disepakati oleh anggota masyarakat.

Sistem sosial ini meliputi sistem keke-

rabatan (keluarga) sampai organisasi

sosial yang lebih luas, seperti asosiasi,

perkumpulan, dan akhirnya sampai pada

negara.

Sumber:

Indonesian Heritage 10

Gambar 4.7 Perkawinan adat Bali

2)

Prinsip Eksogami

Prinsip eksogami adalah memilih calon pasangan yang

berasal dari luar kerabat atau klannya. Masyarakat Batak

mempraktikkan hal ini dengan konsep

dalihan na tolu,

yakni menikahkan gadis antarkelompok kekerabatan yang

berbeda marga.

Pola perkawinan tersebut memang masih dianut oleh

masyarakat setempat yang mempraktikkannya meskipun arus

modernisasi telah mulai menggeser kebiasaan tersebut.

Misalnya, masyarakat Jawa sudah mulai meninggalkan

kebiasaan mencari jodoh ideal yang berasal dari satu kerabat

dan mulai mencari jodoh di luar kerabatnya sendiri. Pergeseran

nilai dan norma masyarakat serta perkembangan zaman mulai

mengubah prinsip kekerabatan dalam perkawinan.

Khazanah Antropologi SMA 1

64

Prinsip keturunan dalam kekerabatan berkaitan dengan

masalah perkawinan. Terdapat jenis kekerabatan yang

menganut prinsip patrilineal atau menganut garis keturunan

ayah atau pihak laki-laki dan prinsip matrilineal atau menganut

garis keturunan dari pihak ibu atau perempuan serta prinsip-

prinsip kombinasi seperti kekerabatan ambilineal dan bilineal.

Masyarakat yang bersifat patriarkal dapat dijumpai di berbagai

tempat karena mayoritas masyarakat mempraktikkan prinsip

keturunan ini. Masyarakat Jawa adalah contoh yang paling

konkret dalam mempraktikkan prinsip patrilineal. Sebaliknya,

masyarakat Minangkabau mempraktikkan prinsip keturunan

matrilineal yang jarang sekali diterapkan dalam masyarakat

lainnya.

c.

Adat Menetap

Adat menetap sesudah menikah juga termasuk dalam

bahasan mengenai kekerabatan. Dalam analisis antropologi

Koentjaraningrat menyebutkan adanya tujuh macam adat

menetap sesudah menikah, antara lain sebagai berikut.

1)

Utrolokal, yaitu kebebasan untuk menetap di sekitar

kediaman kerabat suami atau istri.

2)

Virilokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin harus

tinggal di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suaminya.

3)

Uxorilokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin untuk

tinggal di pusat kediaman keluarga istri.

ktivita:

Kecakapan Akademik

Buatlah penelitian sederhana menge-

nai jenis perkawinan, prinsip pemilihan

jodoh, adat menetap, jumlah keluarga

batih, dan keluarga inti perkawinan yang

ada di daerah sekitar rumah Anda.

Carilah keterangan tersebut pada orang

tua, tokoh masyarakat, atau tetua adat

yang ada di daerah Anda. Tulislah hasil

kegiatan Anda dalam bentuk tabel

berdasarkan jenis datanya. Selanjutnya,

uraikan secara singkat hasil kegiatan

Anda di depan kelas dan kumpulkan hasil

tugas Anda untuk dinilai guru.

4)

Bilokal, yaitu adat yang menetapkan

pengantin untuk tinggal dalam sekitar

pusat kediaman kerabat suami dan istri

secara bergantian.

5)

Avunlokal, yaitu adat yang menetapkan

pengantin untuk tinggal di sekitar tempat

kediaman saudara laki-laki dari suami

ibu.

6)

Natolokal, yaitu adat yang menetapkan

pengantin untuk tinggal terpisah dan

suami tinggal di rumah kerabatnya.

7)

Neolokal, yaitu adat yang menetapkan

pengantin untuk tinggal di kediaman

baru yang tidak mengelompok di rumah

kerabat suami ataupun istri.

d. Keluarga Batih dan Keluarga Luas

Di dalam perkawinan terbentuklah keluarga batih atau

keluarga inti yang anggotanya terdiri atas ayah, ibu, dan

anak. Keluarga batih atau

nuclear family

adalah kelompok

sosial terkecil dalam masyarakat yang didasarkan atas

Unsur-Unsur Budaya

65

adanya hubungan darah para anggota. Dari beberapa keluarga

inti akan terbentuk keluarga luas (

extended family

).

Sumber:

www.pacifik.net.ids

Gambar 4.8 Keluarga inti

4.

Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya

sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda

tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami

kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu

masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan

hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan

demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam

peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

Menurut Koentjaraningrat, pada masyarakat tradisional terdapat

delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang

digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah

atau masyarakat pertanian, antara lain sebagai berikut.

a.

Alat-Alat Produktif

Alat-alat produktif adalah alat-alat untuk melaksanakan

suatu pekerjaan berupa alat sederhana seperti batu untuk

menumbuk gandum atau untuk menumbuk padi dan alat-alat

berteknologi kompleks seperti alat untuk menenun kain. Jenis-

jenis alat-alat produktif ini dapat dibagi berdasarkan bahan

mentahnya, yaitu yang terbuat dari batu, kayu, logam, bambu,

dan tulang binatang. Berdasarkan teknik pembuatannya alat-

alat produktif dibedakan berdasarkan teknik pemukulan (

per-

cussion flaking

), teknik penekanan (

pressure flaking

), teknik

pemecahan (

chipping

),dan teknik penggilingan (

grinding

).

Berdasarkan pemakaiannya, alat-alat produktif dapat

dibedakan menurut fungsinya dan menurut jenis peralatannya.

Berdasarkan fungsinya, alat-alat produktif dapat dibedakan

berdasarkan jenis alat potong, alat tusuk, pembuat lubang, alat

Khazanah Antropologi SMA 1

66

pukul, alat penggiling, dan alat pembuat api. Berdasarkan jenis

peralatannya, alat-alat produktif dapat dibedakan menjadi alat

tenun, alat rumah tangga, alat-alat pertanian, alat penangkap

ikan, dan jerat perangkap binatang.

Namun, alat produktif pada saat ini tidak dibatasi hanya

berdasarkan pada alat-alat yang dibuat secara manual. Alat-alat

produktif pada masyarakat masa kini semakin beragam dengan

ditemukannya mesin dan alat listrik hingga teknologi yang

dihasilkan dan digunakan juga lebih canggih dan kompleks.

Selanjutnya, dalam perkembangan kebudayaan manusia alat-alat

bertenaga mesin dan listrik merupakan peralatan hidup manusia

yang penting.

b.

Senjata

ntropologia

Dalam melangsungkan hidupnya, manusia

membutuhkan berbagai perlengkapan

untuk mempermudah kehidupannya.

Selanjutnya, berbagai peralatan dari yang

sederhana sampai modern diciptakan,

seperti alat-alat rumah tangga, produksi,

transportasi, dan berbagai bentuk teknologi

yang makin lama makin canggih.

Sumber:

Sejarah Nasional Indonesia 1

Gambar 4.10 Gerabah tanah liat

Sumber:

Provil Provinsi

Gambar 4.9 Jenis senjata tradisional

Sebagai alat produktif, senjata digunakan

untuk mempertahankan diri atau melakukan

aktivitas ekonomi seperti berburu dan

menangkap ikan. Namun, sebagai alat produk-

tif senjata juga digunakan untuk berperang.

Berdasarkan bahannya, senjata dibedakan

menurut bahan dari kayu, besi, dan logam.

Pada saat ini pengertian senjata telah

menyempit hanya sebagai alat yang diguna-

kan untuk mempertahankan diri dari serangan

dan alat untuk berperang seperti senjata modern dan senjata

nuklir yang memiliki daya hancur yang relatif tinggi.

c.

Wadah

Alat produktif berupa wadah dalam bahasa

Inggris disebut

container.

Wadah adalah alat

untuk menyimpan, menimbun, dan memuat

barang. Peralatan hidup berupa wadah banyak

dipakai pada zaman prasejarah pada saat manu-

sia mulai memanfaatkan alam untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Pada zaman prasejarah

anyaman dari kulit atau serat kayu menjadi

pilihan masyarakat. Selanjutnya, terjadi

Unsur-Unsur Budaya

67

perkembangan alat produksi dengan ditemukannya teknik

membuat gerabah (

pottery

) yang banyak dibuat dari bahan tanah

liat. Seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi manusia maka

bentuk dan jenis wadah pun mulai berkembang. Misalnya, di dalam

aktivitas pertanian menuntut suatu tempat penyimpanan hasil

pertanian sehingga dibuatlah wadah berupa lumbung padi

permanen.

d.

Alat-Alat Menyalakan Api

Masyarakat zaman prasejarah membuat teknologi untuk

menyalakan api dengan menggesek-gesekkan dua buah batu.

Dengan ditemukannya bahan bakar minyak dan gas maka

pembuatan api menjadi lebih mudah dan efisien. Api merupakan

unsur penting dalam kehidupan manusia sehingga pembuatannya

menuntut teknologi yang semakin maju.

e.

Makanan, Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan

Jamu-jamuan

Dalam sistem pengetahuan cara-cara

memasak menarik untuk dikaji karena setiap

kelompok masyarakat dan kebudayaan

memiliki sistem pengetahuan dan kebiasaan

yang berbeda-beda dalam mengolah makan-

an atau minuman. Di dalam antropologi jenis-

jenis dan bahan makanan tertentu membe-

rikan arti atau simbol khusus bagi masyarakat

tertentu atau dikaitkan dengan konsepsi

ktivita:

Kecakapan Personal

Bawalah dua buah batu api dan sera-

but kulit pohon kelapa ke sekolah.

Peragakanlah cara pembuatan api dalam

masyarakat tradisional dengan alat-alat

sederhana tersebut di depan kelas.

keagamaan tertentu. Misalnya, ba

bi dan katak adalah binatang

yang diyakini haram oleh kaum muslim sehingga tidak boleh

dimakan. Sebaliknya, dalam masyarakat Papua, babi menjadi

simbol makanan penting karena merupakan binatang yang

dijadikan mahar dalam pesta perkawinan. Dalam kajian

antropologi masyarakat kontemporer, pembahasan mengenai

makanan dan minuman disebut dengan istilah

kuliner (culinair)

.

f.

Pakaian dan Tempat Perhiasan

Pakaian merupakan kebutuhan dasar manusia untuk

melindungi diri dari perubahan cuaca. Pembahasan fungsi pakaian

sebagai alat produktif dalam antropologi adalah pada bagaimana

teknik pembuatan serta cara-cara menghias pakaian dan tempat

perhiasan. Dalam suatu masyarakat pakaian seolah menjadi bagian

dari tradisi atau adat istiadat sehingga setiap negara atau suku

bangsa memiliki pakaian adat atau kebesarannya sendiri. Di dalam

masyarakat Indonesia yang sangat majemuk setiap s

uku bangsa

memiliki pakaian adatnya masing-masing yang berfungsi

sebagai simbol-simbol budaya tertentu yang merepresentasikan

adat istiadat dan nilai-nilai suku bangsa tersebut.

Sumber:

Indonesia Indah

Gambar 4.11 Pakaian

adat Surakarta

Khazanah Antropologi SMA 1

68

g.

Tempat Berlindung dan Perumahan

Sumber:

Manusia Purba

Gambar 4.12 Rumah masyarakat purba

rumah dalam setiap kelompok masyarakat harus disesuaikan

dengan kondisi alam sekitarnya.

Pada saat ini banyak dijumpai di perkotaan perumahan dengan

istilah realestat, kondominium, apartemen, dan rumah susun. Untuk

mengantisipasi dan menanggulangi kepadatan penduduk di daerah

perkotaan maka dibangun sistem rumah susun. Semua bentuk

rumah atau tempat tinggal merupakan hasil teknologi manusia

yang mencerminkan kebudayaannya masing-masing.

h.

Alat-Alat Transportasi

Manusia memiliki sifat selalu ingin bergerak dan berpindah

tempat. Mobilitas manusia tersebut semakin lama semakin

tinggi sehingga dibutuhkan alat transportasi yang bisa

mencukupi kebutuhan untuk memudahkan manusia dan barang.

Kebutuhan mobilitas manusia tidak hanya muncul di zaman

Rumah atau tempat berlindung meru-

pakan wujud kebudayaan yang mengandung

unsur teknologi. Manusia membuat tempat

tinggalnya senyaman mungkin disesuaikan

dengan lingkungan alam sekitarnya. Ma-

syarakat Eskimo yang tinggal di daerah kutub

utara membuat rumahnya dari susunan balok-

balok es untuk menahan serangan dingin.

Masyarakat Minangkabau membuat bentuk

rumah panggung untuk menghindarkan diri

dari binatang buas. Dalam masyarakat Jawa

dibuat rumah berarsitektur jendela besar

karena suhu udara yang tropis dan lembab.

Berdasarkan bangunannya, semua bentuk

modern seperti sekarang ini, namun sudah

ada sejak saat zaman prasejarah. Menurut

fungsinya alat-alat transpor yang terpenting

adalah sepatu, binatang, alat seret, kereta

beroda, rakit, dan perahu. Masyarakat saat

ini sudah menggantungkan kebutuhan

transportasinya pada mobil, kereta api, kapal

laut, kapal terbang, atau motor dan mening-

galkan alat transportasi binatang, seperti

kuda, anjing, atau lembu karena dianggap

tidak praktis dan efisien. Pada saat ini kuda

atau keledai yang dahulu dijadikan alat

transportasi atau pengangkut barang sudah

lama digantikan dengan truk-truk dan mobil

yang dianggap lebih cepat, ekonomis, dan

efisien.

ktivita:

Kecakapan Akademik

Buatlah laporan singkat mengenai

sejarah perkembangan sarana trans-

portasi sejak zaman purba hingga saat

ini. Carilah keterangan mengenai sejarah

perkembangan alat transportasi yang

ada di buku, majalah, atau internet.

Uraikanlah mengenai jenis, sejarah, dan

penemuan sarana transportasi disertai

gambar-gambar sarana transportasi

tersebut. Selanjutnya, uraikan secara

singkat hasil kegiatan Anda di depan

kelas dan kumpulkan hasil tugas Anda

untuk dinilai guru.

Unsur-Unsur Budaya

69

Sebelum ditemukannya roda, alat transportasi masih

banyak menggunakan alas kaki atau alat seret yang diikatkan

pada hewan seperti pada alat angkut orang Indian di Amerika.

Penemuan roda menjadi dasar penemuan berbagai mesin,

pesawat, dan alat transportasi yang semakin maju, seperti

mobil, kapal, pesawat terbang, dan kereta.

5.

Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat

menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi

mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata

pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian

mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi

pada masyarakat tradisional, antara lain

a.

berburu dan meramu;

b.

beternak;

c.

bercocok tanam di ladang;

d.

menangkap ikan;

e.

bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Lima sistem mata pencaharian tersebut merupakan jenis mata

pencaharian manusia yang paling tua dan dilakukan oleh sebagian

besar masyarakat pada masa lampau dan pada saat ini banyak

masyarakat yang beralih ke mata pencaharian lain. Mata pencaharian

meramu pada saat ini sudah lama ditinggalkan karena terbatasnya

sumber daya alam karena semakin banyaknya jumlah penduduk.

Misalnya, mata pencaharian meramu masyarakat Papua. Dalam

masyarakat Papua sampai saat ini masih dilakukan kebiasaan

mengumpulkan sagu dari pohon sagu di hutan atau mencari

tombelo

(sejenis jamur) yang tumbuh pada batang pohon yang sudah lapuk

untuk dijadikan sebagai sumber makanan.

Pada masa praaksara, mata pencaharian manusia pun meng-

alami perubahan dari jenis mata pencaharian yang sederhana ke

jenis mata pencaharian yang kompleks. Pada saat sistem bercocok

tanam mulai berhasil diterapkan dan kontak sosial antarindividu

semakin sering maka lahirlah sistem pertukaran barang pertama yang

dilakukan oleh manusia yang disebut dengan sistem barter. Sistem

barter adalah menukarkan sebagian hasil produksi dengan hasil

produksi yang dihasilkan oleh orang lain. Misalnya, orang yang

tinggal di daerah pegunungan menukarkan sayur mayur hasil

produksi ladangnya dengan ikan atau garam yang dihasilkan

penduduk daerah pesisir pantai. Dikenalnya mata uang dalam sistem

ekonomi, mengubah prinsip pertukaran barter yang didasarkan atas

uang sebagai nilai tukarnya sehingga terbentuklah sistem pasar.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau

ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian.

Khazanah Antropologi SMA 1

70

industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya

dalam mencari pekerjaan.

6.

Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan

fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa

manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau

supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan

mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi

dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan

supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan

mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut,

para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di

luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut

oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan

mereka masih primitif.

Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai

kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari

religious emotion

atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam

diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan

yang bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan

konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan profan dalam

kehidupan manusia.

Sumber:

Dokumen Penerbit

Gambar 4.13 Sektor pertanian di pedesaan

Artinya, pengelolaan sumber daya alam

secara langsung untuk memenuhi kebutuhan

hidup manusia dalam sektor pertanian hanya

bisa ditemukan di daerah pedesaan yang

relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan

kantor menjadi sumber penghasilan utama

dalam mencari nafkah. Setelah berkembang-

nya sistem industri mengubah pola hidup

manusia untuk tidak mengandalkan mata

pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil

produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat

Di dalam suku Dayak Benuaq, Kali-

mantan Timur terdapat sebuah patung

yang dipercayai sebagai patung leluhur.

Masyarakat Dayak Benuaq percaya bahwa

para leluhur mereka berasal dari patung

yang berubah menjadi manusia karena

ditiupkan roh oleh Sang Pencipta.

awasan Kebhinekaan

Dalam sistem religi terdapat tiga unsur yang harus dipahami

selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara

keagamaan, dan umat yang menganut religi itu. Secara evolu-

Unsur-Unsur Budaya

71

sionistik, religi manusia juga berkembang dari bentuk yang

sederhana ke bentuk yang kompleks. Perhatian utama para ahli

antropologi pada awalnya adalah mengenai bentuk religi atau

keyakinan yang bersifat alami. Misalnya, kepercayaan menyembah

pada suatu kekuatan gaib di luar diri manusia,

berupa gunung, angin, hutan, dan laut.

Kepercayaan tersebut berkembang pada

tingkatan yang lebih tinggi, yakni kepercayaan

kepada satu dewa saja (monotheism) dan

lahirnya konsepsi agama wahyu, seperti

Islam, Hindu, Buddha, dan Kristen.

Sistem religi juga mencakup mengenai

dongeng-dongeng atau cerita yang dianggap

suci mengenai sejarah para dewa-dewa

(mitologi). Cerita keagamaan tersebut

terhimpun dalam buku-buku yang dianggap

sebagai kesusastraan suci. Salah satu unsur

religi adalah aktivitas keagamaan di mana

terdapat beberapa aspek yang penting untuk

dilakukan dalam aktivitas tersebut. Unsur

tersebut, antara lain sebagai berikut.

a.

Tempat dilakukannya upacara keagamaan, seperti candi, pura,

kuil, surau, masjid, gereja, wihara atau tempat-tempat lain yang

dianggap suci oleh umat beragama.

b.

Waktu dilakukannya upacara keagamaan, yaitu hari-hari yang

dianggap keramat atau suci atau melaksanakan hari yang memang

telah ditentukan untuk melaksanakan acara religi tersebut.

c.

Benda-benda dan alat-alat yang digunakan dalam upacara

keagamaan, yaitu patung-patung, alat bunyi-bunyian, kalung

sesaji, tasbih, dan rosario.

d.

Orang yang memimpin suatu upacara keagamaan, yaitu orang

yang dianggap memiliki kekuatan religi yang lebih tinggi

dibandingkan anggota kelompok keagamaan lainnya. Misalnya,

ustad, pastor, dan biksu. Dalam masyarakat yang tingkat

religinya masih relatif sederhana pemimpin keagamaan adalah

dukun, saman atau tetua adat.

Sumber:

Indonesian Heritage 9

Gambar 4.14 Tetua adat sebagai pemimpin

keagamaan masyarakat Dayak

ntropologia

Sistem Kepercayaan atau Religi

Pengertian sistem kepercayaan lebih luas

dari agama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Sistem kepercaya-

an berkaitan dengan kekuatan di luar diri

manusia. Kepercayaan terhadap dewa-

dewa, animisme, dinamisme, dan ke-

percayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa adalah bukti unsur religi dalam

kebudayaan. Dalam setiap kebudayaan

akan ditemukan unsur ini walaupun dalam

bentuk yang berbeda.

Khazanah Antropologi SMA 1

72

7.

Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari

penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat

tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut

berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,

seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang

unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik-

teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu,

deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni

musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni

relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas

seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa

dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni

yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun

penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari,

ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan

koreografi.

Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian

visual cul-

ture,

yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan

foto. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia

beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau

karya-karya foto mengenai aktivitas kebudayaan suatu masyarakat.

ntropologia

Kesenian

Kesenian berkaitan erat dengan rasa

keindahan (estetika) yang dimiliki oleh

setiap manusia dan masyarakat. Rasa

keindahan inilah yang melahirkan berbagai

bentuk seni yang berbeda-beda antara

kebudayaan yang satu dan kebudayaan

yang lain.

Sumber:

Indonesian Heritage 8

Gambar 4.15 Kesenian tari tradisional

Seudati

Unsur-Unsur Budaya

73

C. Prinsip Holistik dalam Memahami Unsur-Unsur Kultural

Universal

Konsep holistik menjadi salah satu ciri khas dalam penelitian

antropologi untuk menyusun etnografi suatu suku bangsa atau suatu

masyarakat tertentu. Pengertian holistik adalah memahami keterkaitan

antara satu unsur dengan unsur yang lain dalam sebuah kesatuan

kebudayaan. Untuk menyusun etnografi berdasarkan atas unsur-unsur

kultural universal tersebut maka harus dicari salah satu unsur yang

berkaitan dan saling melengkapi unsur yang lain dalam kebudayaan.

Berdasarkan konsep holistik suatu unsur pengetahuan yang

berkembang di dalam masyarakat Jawa akan berhubungan dengan sistem

mata pencaharian seperti pertanian atau nelayan karena adanya sistem

pranatamangsa

di dalam masyarakat Jawa. Selanjutnya, teknologi

berkaitan dengan sistem pengetahuan manusia karena semakin kompleks

suatu hasil karya teknologi berdampak pada semakin majunya sistem

pengetahuan suatu masyarakat. Selain itu, teknologi juga berpengaruh

pada sistem kekerabatan dan organisasi sosial suatu masyarakat karena

adanya pergeseran norma dan nilai sosial sebagai dampak penerapan

suatu teknologi. Misalnya, aktivitas makan bersama sudah jarang

dilakukan oleh suatu keluarga karena setiap anggota keluarga makan

sambil menonton televisi di kamar masing-masing.

Memahami keterkaitan salah satu unsur dengan unsur kultural uni-

versal yang lain sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia

secara objektif. Misalnya, mengapa masyarakat Jawa struktur bahasanya

berlapis-lapis di daerah Yogyakarta dan Solo. Fenomena tersebut

menunjukkan keterkaitan bahasa dengan stratifikasi sosial, sistem norma,

dan nilai suatu masyarakat.

angkuman

Konsep penting dalam memahami

kebudayaan adalah kultural universal

atau

yang biasa dipahami dengan sebutan

unsur-unsur kebudayaan.

Cultural univer-

sal

terdiri atas

tujuh unsur, yakni sistem

bahasa, sistem pengetahuan, sistem

kekerabatan dan organisasi sosial, sistem

peralatan hidup dan teknologi, sistem

ekonomi dan mata pencaharian hidup,

sistem religi, dan sistem kesenian.

Ada beberapa faktor yang men-

dorong terbentuknya kebudayaan, yakni

geografis, lingkungan, ras serta sistem

ekonomi. Namun, setiap unsur kebu-

dayaan tersebut haruslah dianalisis melalui

wujud kebudayaan yang terdiri atas tiga

unsur, yakni sistem ide atau gagasan,

sistem aktivitas, dan sistem artefak.

Memahami secara holistik budaya

bukan berarti mencampuradukkan setiap

unsur kebudayaan, namun melihat keter-

kaitan dan pengaruhnya antara satu unsur

kebudayaan dengan unsur kebudayaan

yang lainnya.

Khazanah Antropologi SMA 1

74

1.

Wujud kebudayaan sebagai suatu sistem

yang berbentuk paling abstrak adalah ....

a.

orang bersembahyang

b.

lukisan

c.

hukum atau norma sosial

d.

pendidikan di sekolah

e.

kegiatan di pasar

2.

Yang dimaksudkan dengan teori deter-

minisme geografis adalah ....

a.

petani selalu miskin

b.

orang kota selalu menghendaki

kepraktisan

c.

orang pegunungan pemalas

d.

masyarakat pesisir pantai bertutur

kata kasar

e.

orang Solo berperilaku halus

3.

Faktor yang paling memberikan penga-

ruh dalam pembentukan kebudayaan

manusia adalah ....

a.

faktor sosial

b.

faktor ekonomi

c.

faktor intelektual

d.

faktor geografis

e.

semuanya benar

4.

Unsur-unsur kebudayaan manusia di-

sebut ....

a.

universal categories of culture

b.

cultural universal

c.

core culture

d.

sistem kebudayaan

e.

determinant culture

5.

Contoh unsur kebudayaan yang berupa

sistem ekonomi yang berwujud sistem

artefak adalah ....

a.

hasil produksi pabrik

b.

sistem

pranatamangsa

c.

uang

d.

pasar

e.

modal

6.

Berikut ini adalah kajian yang dipelajari

dalam hal unsur bahasa pada kebuda-

yaan manusia,

kecuali

....

a.

asal usul bahasa

b.

rumpun bahasa

c.

level of speech

d.

logat atau dialek

e.

kosa kata

7.

Masyarakat yang masih menggunakan

sistem

pranatamangsa

adalah ....

a.

masyarakat perburuan

b.

masyarakat hutan dan pedalaman

c.

masyarakat petani agraris dan nelayan

d.

masyarakat industri

e.

masyarakat perladangan berpindah

8.

Konsep masyarakat Batak yang sangat

menjaga jodoh ideal bagi individu yang

hendak menikah disebut ....

a.

monogami

b.

eksogami

c.

indogami

d.

poligami

e.

dalihan na tolu

ji Kompetensi

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda

silang (

x

) di depan huruf a, b, c, d, atau e!

efleksi

Setelah mempelajari bab ini, Anda seha-

rusnya mampu memahami tentang:

1. wujud kebudayaan;

2. unsur-unsur kebudayaan;

3. prinsip holistik dalam memahami unsur-

unsur kultural universal.

Apabila masih terdapat materi yang belum

Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum

melanjutkan ke bab berikutnya.

Unsur-Unsur Budaya

75

9.

Sistem keluarga yang disebut trah dalam

istilah antropologi termasuk dalam

kategori ....

a.

corporate kingroup

b.

klan kecil

c.

occasional kingroup

d.

extendend family

e.

circumscriptive group

10. Sistem pengetahuan yang dimiliki oleh

kelompok masyarakat industri dalam

kehidupan sehari-harinya adalah ....

a.

membuat api

b.

mengasuh anak

c.

membagi dan memanfaatkan waktu

sebaik-baiknya

d.

menentukan jenis tanaman

e.

menentukan hari tepat untuk meng-

airi sawah

11. Pengertian kebudayaan sebagai keselu-

ruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan

bermasyarakat yang dijadikan milik diri

manusia dengan belajar adalah menurut....

a. Koentjaraningrat

b. E.B.Tylor

c. A.L. Kroeber

d. Margareth Mead

e. Malinowski

12. Tiga faktor-faktor pembentuk kebuda-

yaan manusia menurut Harsoyo adalah...

a. alam, ras, ekonomi

b. alam, ras, biologis

c. alam, ras, politik

d. alam, budaya, ekonomi

e. alam, politik, ekonomi

13. Wujud kebudayaan yang berfungsi

untuk mengatur atau menjadi acuan

perilaku kehidupan manusia pendukung

kebudayaan adalah....

a. nilai sosial

b. norma sosial

c. kekuasaan

d. pendidikan

e. jabatan

14. Pengertian kemampuan manusia dalam

membangun tradisi budaya, mencip-

takan pemahaman tentang realita yang

diungkapkan secara simbolik dan mewa-

riskannya kepada generasi penerusnya,

melalui sarana bahasa adalah menurut....

a. Koentjaraningrat

b. Keesing

c. Harsoyo

d. Margareth Mead

e. Malinowski

15. Pengertian bahasa sebagai sistem

perlambangan manusia yang lisan

maupun yang tertulis untuk berkomu-

nikasi adalah menurut...

a. Koentjaraningrat

b. Keesing

c. Harsoyo

d. Margareth Mead

e. Malinowski

16. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku

bangsa dapat diuraikan dengan cara

menempatkannya dalam klasifikasi

bahasa-bahasa sedunia menurut...

a.

rumpun, subrumpun, ordo, dan

famili

b.

rumpun, subrumpun, kelas, dan

ragam bahasa

c.

rumpun, subrumpun, keluarga dan

subkeluarga

d.

rumpun, subrumpun, dan sub-

keluarga

e.

keluarga dan subkeluarga

17. Perbedaan bahasa menurut lapisan sosial

dalam masyarakat yang bersangkutan

disebut....

a. tingkat bahasa

b. tingkat sosial bahasa

c. klasifikasi bahasa

d. ragam bahasa

e. dialek bahasa

Khazanah Antropologi SMA 1

76

18. Prinsip memilih calon pasangan yang

berasal dari luar kerabat atau klannya

disebut....

a. endogami

b. eksogami

c. mesogami

d. poligami

e. poligini

19. Prinsip memilih calon pasangan yang

berasal dari dalam kerabat atau klannya

disebut...

a. endogami

b. eksogami

c. mesogami

d. poligami

e. poligini

B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!

1.

Deskripsikan secara singkat apa yang dimaksud dengan unsur kebudayaan dan berikanlah

contohnya dengan melihat kebudayaan di tempat tinggal Anda!

2.

Deskripsikan secara singkat apa yang dimaksud dengan wujud kebudayaan!

3.

Deskripsikan secara singkat faktor apa yang paling berpengaruh dalam membentuk

kebudayaan di Indonesia!

4.

Berikan salah satu contoh unsur budaya yang mengandung tiga wujud kebudayaan!

5.

Deskripsikan secara singkat organisasi sosial dalam keluarga Anda!

6.

Apakah yang dimaksud dengan prinsip holistik dalam memahami unsur-unsur kultural

universal?

7.

Deskripsikan mengenai kajian

visual culture

dalam sistem kesenian!

8.

Uraikan asal mula fungsi religi dalam masyarakat menurut Koentjaraningrat!

9.

Uraikan wujud kebudayaan dalam bentuk sistem artefak upacara perkawinan!

10. Deskripsikan contoh sistem pengetahuan dalam masyarakat pertanian!

20. Empat unsur dalam sistem religi adalah...

a.

emosi keagamaan, sistem keyakinan,

sistem upacara keagamaan, dan

suatu umat yang menganut religi

b.

perilaku keagamaan, sistem keya-

kinan, sistem upacara keagamaan,

dan suatu umat yang menganut

religi

c.

emosi keagamaan, perilaku keaga-

maan, sistem upacara keagamaan,

dan suatu umat yang menganut religi

d.

emosi keagamaan, sistem keya-

kinan, perilaku keagamaan, dan

suatu umat yang menganut religi

e.

emosi keagamaan, sistem keyakinan,

sistem upacara keagamaan, dan

perilaku keagamaan